Latest News

Wednesday, December 26, 2018

Mereka bicara tanpa intelektual yg mereka miliki, namun bicara/berprilaku seperti hewan/binatang buas di hutan belantara.


Karena ilmu kejiwaan seperti yg dipakai oleh Trump/Pres.AS saat pippres, mereka bicara  tanpa intelektual yg mereka miliki, namun bicara/berprilaku seperti hewan/binatang buas di hutan belantara. Dibawah ini adalah ilmu jiwa yg menghancurkan intelektual yg mereka miliki seperti kita.

 "HYPNOWRITING an CROC BRAIN"

(Haryoko R. Wirjosoetomo)

Ada hal menTVarik yang saya temukan dalam Expert Sharing tentang Literasi Digital di kantor Kementerian Kominfo beberapa waktu lalu, di mana saya menjadi salah satu pembicaranya.

Seluruh hadirin di ruang pertemuan tersebut adalah sarjana dari berbagai Universitas ternama di Indonesia.
Tentu saja mayoritas hadirin adalah Alumni Universitas Gadjah Mada, karena acara tersebut sebenarnya digagas hanya untuk anggota grup Kagama Virtual saja.

Jika pada akhirnya mengundang peserta dari luar grup, semata karena Kementerian Kominfo tertarik dengan materi yang akan kami sharingkan dan memutuskan untuk menanggung seluruh biaya pelaksanaannya.

Nah, apa yang menarik bagi saya?

Ternyata 100-orang lebih di ruangan tersebut, bahkan sesama Pembicara lain juga, tidak menyadari bahwa sebagian terbesar status-status atau meme-meme di media-sosial yang menimbulkan kontroversi memang di-desain secara khusus untuk memicu perdebatan, percekcokan, silang sengkarut orang ramai.

Targetnya menciptakan Segregasi Sosial berdasarkan kelompok; membangun dan mengentalkan sikap ingroup-outgroup dalam masyarakat.

Tujuan akhirnya?
Menciptakan Kelompok Pendukung politik yang fanatik, pemarah dan 'Kebal terhadap Data dan Fakta' yang disodorkan kepadanya.

Kok bisa? Bisa saja..., bisa sekali!
Dengan cara bagaimana?
Menggunakan teknik Hypnowriting!

Bagaimana saya bisa bicara demikian?
Karena saya mengetahui teknik tersebut, menguasainya dengan baik dan sudah lama menggunakannya untuk keperluan wawancara investigasi.

Pertanyaan berikutnya, "Siapa orang-orang yang menggunakan Teknik Hypnowriting di atas?"

Para Cyber-Army kedua kubu-politik yang bersaing, baik di kubu-Pemerintah maupun Oposisi!
Mereka (para Cyber Army), bisa relawan, bisa pula orang profesional, tentara-Cyber sewaan, Cyber-Mercenaries.

Apa yang disasar?
CROC BRAIN manusia, dimana Security/Insecurity Feeling berada.
Kedua jenis perasaan tersebut adalah Basic Instinct, Landasan Survival Spirit Manusia.

Cara menguliknya bagaimana?
Dengan mendesain narasi-narasi dan gambar-gambar yang disisipi Pesan Subliminal, yakni 'Pesan Tersembunyi'.

Pesan tersembunyi tersebut berupa Pesan yang tidak akan ditangkap oleh Neo-Cortex di mana pikiran Kritis dan Logika berada, namun langsung menusuk ke Croc Brain!

Contoh nyata,
Apa (yang jadi) target menggembar-gemborkan isu 10 juta naker-Cina masuk ke Indonesia?
Rasa takut kehilangan pekerjaan, rasa takut tidak-kebagian lapangan kerja, rasa takut menganggur.

Konsekuensinya?
Reaksi-Primitif pun akan langsung terpicu pada saat Croc Brain merasa terancam.

Dan hampir semua orang tidak paham, bahwa REAKSI PRIMITIF CROC BRAIN TIDAK DAPAT DIHADAPI DENGAN DATA.

Silahkan Anda berbusa-busa menyangking Data satu gerobak dari sumber-sumber yang kredibel..., percumaaa Saudara... Kenapa?

Karena, DATA, hanya bisa dicerna oleh otak modern, Neo Cortex, bukan oleh Croc Brain.

Jadi, terjawab sudah keheranan Anda soal kebal-data itu kan?

Lalu bagaimana menghadapinya?
Silahkan sajikan Data, ga masalah.
Hanya saja sejak sekarang, sebaiknya Anda mesti membangun kesadaran bahwa Data tersebut tidak untuk mereka yang kebal data!

Tapi untuk memelihara kewarasan orang lain yang masih mengedepankan Neo Cortex-nya untuk berpikir.

Itu target yang harus Anda bidik.

Cinere, 11 Juni 2018

Haryoko R. Wirjosoetomo

Tulisan ini pada awalnya saya buat khusus untuk kerabat Kagama Virtual.
Atas permintaan rekan-rekan grup tersebut, saya tulis di wall pribadi agar bisa di share kepada kerabat lain yang bukan alumni UGM.

Mulai ngerti kan kita kenapa orang-orang pinter bisa kena hal-hal yang gak masuk akal?!?!

Penulis (Haryoko R. Wirjosoetomo) adalah konsultan psikologi, banyak memuat tulisan sejenis, bisa browsing untuk menemukannya.

Mudah-mudahan kita bisa mempertahankan KEWARASAN kita masing-masing.


Sekilas pengertian ISTILAH:  CROC BRAIN DAN HYPNOWRITING
===================================================
Kenapa oposisi yang notabene orang-orang berpendidikan (mulai Dosen, Dokter, Ilmuwan, Mahasiswa dan orang-orang terpelajar lainnya) banyak yang tersangkut dengan kasus hukum hanya karena hate speech (ujaran kebencian)? Apakah karena tidak bisa mengontrol emosi? Apakah karena sifa pembenci?
Padahal mereka adalah orang-orang yang seharusnya mengedepankan rasionalitas.
Sejujurnya saya agak terkejut ketika membaca aritikel dari Bpk. Haryoko R. Wirjosoetomo tentang Hypno Writing. Tentang Narasi Digital, tentang sebuah ilmu mengenai penulisan meme dan narasi di kelompok-kelompok yang cenderung radikal. Satu hal yang bisa ditarik kesimpulan adalah, Hypno Writing berdampak dan menimbulkan pola pikir primitif, barbar dan tidak mau menerima informasi yang faktual.
Oleh beliau disebut Croc Brain. Setelah saya googling, croc adalah singkatan dari crocodile yang artinya buaya dan brain artinya otak. Jadi, croc brain artinya artinya otak buaya. Wadhuuhh…. Ngeri, bukan?
Jika diamati dan dicermati, kita semua jadi maklum semaklum-maklumnya kenapa pendukung partai-partai oposisi yang disebut Kampret akan bersikeras menolak data dan Informasi yang kredibel. Mereka akan menutup diri dengan informasi-informasi yang lebih relevan. “Pokok e sampeyan salah, aku yang bener.” Itu fakta yang terjadi, bukan ?
Ketika Jokowi diisukan PKI, apa yang ada di pikiran mereka? PKI adalah kejam. PKI pernah makar. PKI memusuhi ulama.
Setelah isu PKI, lalu muncul Jokowi tidak Pro Islam, mengkriminalisasi ulama, apa eksesnya? Ruang isi kepala mereka semakin dibutakan oleh fakta bahwa Jokowi sudah puluhan kali berkunjung ke pesantren-pesantren, Jokowi bahkan memikirkan agar dari pesantren muncul santri-santri yang berkwalitas dalam berusaha dan berbisnis.
Yang paling fatal dikatakan adalah bahwa “Rezim Jokowi telah mendatangkan pekerja ilegal dari China”. Maka para pendukung mereka akan gelap mata dan dalam  alam bawah sadar mereka akan berpikir ringkas: Celaka! Lapangan kerja sudah direbut oleh China. Celaka! China telah menguasai ruang-ruang yang saya butuhkan. Lalu aku mau kerja apa? Ini yang membuat mereka semakin kalap.
Apakah narasi digital yang membuat banyak orang menjadi primitif dikerjakan oleh orang sembarangan? Ya, jelas tidak, Dul. Mereka mempunyai team ahli. Mereka mempunyai tenaga ahli di bidangnya agar kemenangan yang 48% di Pilpres 2014 menjadi modal.
Jika ustadz Tengku, akun Gerindra serta PKS membuat hiruk pikuk termasuk #GantiAnu, sejatinya mereka selalu dan selalu menghipnotis para pendukungnya agar semakin terlelap, semakin bisa diengkuk-engkuk  untuk dijadikan perkedel. Jika ke depan, apalagi tahun politik, polisi semakin sibuk menangkapi orang-orang yang menghina presiden, tentu ini sejatinya kontra produktif. Kasihan Pak Polisi. Namun, bagaimana lagi? Mau dibiarkan? Ya, rusak negeri ini.
Itulah cara-cara primitif dan bar-bar. Kasihan para pendukung oposisi, bukan?

No comments:

Post a Comment

Tags